Pantaskah Aku jadi Wirausahawan ???

Saya yakin di benak setiap orang, minimal akan terbetik pertanyaan "pantaskah aku jadi wirausahawan". Pertanyaan tersebut muncul karena sejak kecil memang tidak dididik menjadi seorang wirausahawan. Sewaktu kecil, selalu orang tua kita mengidam-idamkan anaknya menjadi dokter, insinyur, pilot, tentara dsb. Pernahkah kita diidam-idamkan menjadi seorang wirausahawan ???. Dampak harapan orang tua tersebut bisa sangat jauh karena untuk menggapai harapan tersebut, orang tua kita selalu mendorong untuk sekolah setinggi-tingginya agar memperoleh pekerjaan yang mapan. Sekarang ini, ketika lowongan pekerjaan terbatas, akankan harapan orang tua kita akan terwujud dengan mudah ??? Terus, apakah harapan orang tua supaya anaknya hidup makmur dan berkecukupan juga akan terpupus sudah ??? Jawabannya adalah tidak, selanjutnya apa yang akan kita lakukan ketika diri kita sudah bergelar sarjana tapi belum mendapat pekerjaan ??? Akankah kita biarkan ilmu yang kita dapatkan di bangku sekolah menguap begitu saja tanpa memberikan manfaat bagi kita ???. Jawabannya adalah tidak perlu khawatir masih banyak jalan bagi kita untuk bekerja tanpa harus bekerja pada orang lain/perusahaan/negara. Kita harus mempunyai positif thinking dan melihat pada potensi yang sudah kita miliki yaitu ilmu yang didapat dari bangku sekolah. Kita harus melihat pada kekuatan yang kita memiliki, antara lain :
1. kita sudah memiliki pengetahuan (kalaupun tidak bergelar, kita pernah mendapatkan ilmu dari bangku sekolah, tidak menjadi masalah tingkatan sekolahnya)
2. orang akan lebih percaya pada orang yang memiliki pengetahuan (tentu kalo ada gelar, lebih membuat seseorang percaya). So, ketika kita mengajukan pinjaman/kerjasama bisnis, orang akan lebih percaya. Tentu, trust/kepercayaan tidak hanya dibentuk oleh pengetahuan tapi ada juga faktor yang lain.
3. orang yang bersekolah, pasti memiliki temen-temen/komunitas. Komunitas yang kita miliki bisa menjadi modal sosial kita dalam berbisnis

Setelah kita melihat pada kekuatan yang diperoleh dari bangku sekolah, kita juga perlu obyektif melihat pada kelemahan yang kita miliki. Kelemahan yang kita miliki bukanlah sesuatu yang bersifat permanen dan tidak bisa diubah. Semua yang ada di dunia ini sangat mungkin mengalami perubahan, jadi jangan terlalu khawatir dengan kelemahan yang menghinggapi kita. Kelemahan tersebut antara lain :
1. sekolah kita dulu tidak mengajarkan kecuali ilmu yang lebih bersifat teoritis
2. sekolah kita telah mengakibatkan kita terkungkung dinding-dinding sekolah sehingga kita tidak berkesempatan untuk berinteraksi dan mengembangkan kemampuan sosial kita
3. ketika kita lulus dari bangku sekolah, kita belum mempunyai pengalaman praktek yang bisa jadi bekal bisnis. Pengalaman praktek yang saya maksud adalah pengalaman seperti pengalaman menjual, negosiasi bisnis, pengalaman gagal dalam menjual
4. sekolah tidak pernah mengajarkan kita akan nikmatnya kegagalan. bukankah kita selalu digenjot untuk mendapatkan nilai yang baik sebagai simbol kesuksesan dalam belajar bahkan hanya anak yang mendapat nilai yang bagus saja yang mendapatkan penghargaan

So, imbang sudah kita mengevaluasi diri baik kekuatan dan kelemahan telah kita ketahui. lalu dengan bekal kekuatan dan kelemahan tersebut, apakah masih pantas kita memasuki dunia bisnis sehingga dengannya kita akan bergelar bisnisman., Para wirausahawan yang berhasil, bukanlah berhasil kareja mereka berntung, tetapi mereka berhasil karena kerja keras mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki sekaligus mengembangkan keterampilan teknis (ingat bisnis memang butuh pengetahuan konsep tetapi yang tidak kalah pentingnya juga membutuhkan pengetahuan teknis/keterampilan.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu kita lihat pada diri kita apakah hal-hal beriku telah kita miliki untuk bekal sukses dalam bisnis :
1. komitmen. memiliki komitmen adalah bekal utama dalam bisnis yang (sulit) tidak diajarkan di dalam bangku sekolah/kuliah. adanya komitmen akan menunjukkan gambaran sejauh manakah kesiapan kita untuk kerja keras secara mandiri tanpa tergantung pada target yang ditentukan oleh orang lain/prusahaan.
2. motivasi. keberhasilan usaha kita akan lebih mungkin tercapai jika memang kita benar-benar ingin menjadi pengusaha. Keinginan yang tulus dan ikhlas karena membangun bisnis bukan perkara yang mudah, kalo keinginan tidak ikhlas dan tulus maka ketika bisnis gagal maka akan membuat diri kita mundur dari cita-cita sebagai pengusaha. Ingin jadi pengusaha bukan karena untuk mengisi waktu dan hanya ingin mengerjakan sesuatu. Membangun bisnis perlu perhatian yang totalitas
3. kejujuran. proses bisnis selalu tidak bisa lepas dari trust/kepercayaan antara pihak-pihak yang berinteraksi di dalam bisnis minimal kepercayaan antara penjual/pengusaha dengan pembeli. Rasa kepercayaan satu sama lain bisa dibangun hanya jika tidak ada dusta diantara penjual dan pembeli. Sekali saja dusta maka bisnis akan hancur karena hilangnya trust/kepercayaan
4. kesehatan. Jika tubuh kita sehat maka kita akan mempunyai kemampuan untuk menjalankan proses membangun bisnis. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga karena membangun bisnis melibatkan proses psikologi yang jika tidak pandai mengatur akan mengakibatkan stress. Stress itulah yang akan menurunkan daya tahun tubuh, daya tahan tubuh yang menurun akan mengakibatkan sakit.
5. mengambil resiko. Bisnis selalu mempunyai piliha-pilihan, di dalam pilihan-pilihan bisnis selalu terikut di dalamnya resiko. oleh karena itu, kesiapan mengambil resiko adalah diperlukan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dalam bisnis. Namun, pengambilan resiko tidak boleh ceroboh, harus dengan proses prtimbangan rasional dan obyektif dengan melihat pada tingkat resiko yang akan terjadi pada setiap pilihan-pilihan bisnis
6. membuat keputusan. jika membangun usaha selalu disertai dengan proses pengambilan keputusan bahkan terkadang menghadapi keputusan yang sulit semisal harus merumahkan karyawan karena tidak bisa bekerja dengan baik
7. keadaan keluarga. faktor dukungan keluarga sangat penting bahkan dukungan mereka merupakan faktor terpenting, keluarga adalah orang paling dekat (idealnya lho) dengan kita, yang jika kita sedang pusing memikirkan bisnis, kita bisa mendiskusikan dengan mereka. Apalagi jika kita adalah kepala keluarga, tentu dukungan istri sangat menentukan (idealnya lagi lho)
8. keterampilan mengelola usaha. ini adalah keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. keterampilan dalam bidang penjualan adalah yang paling penting, tetapi keterampilan dalam bidang lain juga diperlukan seperti pengelolaan biaya dan penjualan. keterampilan mengelola usaha merupakan keterampilan yang sifatnya umum, bisnis apa saja membutuhkan jenis keterampilan ini.
9. keterampilan teknis. keterampilan lain yang perlu dikuasai selain keterampilan mengelola usaha yaitu keterampilan teknis. keterampilan teknis ini bersifat khusus tergantung pada bisnis yang akan diterjuni. kalo kita akan terjun ke dunia percetakan, maka kita menguasai keterampilan desain grafis dan mengoperasikan mesin-mesin percetakan
10.pengetahuan tentang jenis usaha. gabungan antara keterampilan teknis dan keterampilan mengelola usaha akan menggambarkan pengetahuan tentang jenis usaha kita

Bagi yang belum memiliki faktor-faktor diatas, mari kita pelajari, sedangkan yang sudah memiliki, mari kita implementasikan. Kita bisa mempelajari sambil mengerjakan/mengimplementasikan.

Semoga bermanfaat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hobiku, Bisnisku

Memaknai Tahun Baru